Penas KTNA 2017 Aceh : Suasana Pergi Di Malam Hari
Halo Semua...
Event Penas KTNA (Pekan Nasional Kontak Tani Nelayan Andalan ) yang berlangsung di Banda Aceh tepatnya di Stadion Harapan Bangsa mulai tanggal 6-11 Mei memang menjadi pusat perhatian, dibuka oleh Pak Presiden Joko Widodo pada 6 Mei 2017 kemarin para pengunjung event Penas ini selalu ramai sampai bikin jalan macet,cet,cet sangat.
Wajar saja ramai karena katanya event ini mengumpulkan seluruh petani dan nelayan serta hasil buminya di seluruh Indonesia di event ini, lebih tepatnya seperti sebuah pameran ya. Kapan lagi bisa melihat hasil bumi dari petani dan nelayan di seluruh Indonesia dalam satu event.
Saya pun memang berniat pergi ke Penas ini namun karena pekerjaan saya urungkan dahulu karena memang tidak sempat, barulah pada tanggal 8 Mei kemarin baru saya 'ada waktu' untuk pergi, namun perginya bukanlah siang ataupun sore, tapi saya pergi malam, selepas magrib.
Start mulai sekitar jam 7.45 saya pergi dengan menggunakan sepeda motor, jarak rumah dengan Stadion Harapan Bangsa tempat Penas digelar sekitar 10 menit, namun ketika hampir sampai di lokasi jalanan macet sudah menunggu kedatangan saya dan pengunjung lainnya, kesulitan mencari tempat parkir kendaraan sudah pasti, akhirnya saya parkir di pekarangan rumah warga sekitar 150 meter dari lokasi Penas.
Setelah itu saya berjalan kaki menuju pintu masuk Penas yang merupakan jalan utama yang ditutup selama acara penas.
Memasuki pintu masuk Penas kita disambut pedagang yang menjajakan dagangannya mulai dari minuman ringan sampai es serut yang sudah mulai langka di Banda Aceh, selain itu ada yang menjual makanan, mainan anak, aksesoris hp sampai ada wahana 'tong setan'.
Suasananya sangat ramai sob, terkadang harus berdesakan saat berjalan karena memang ramai banget, saya sendiri bingung sudah di area mana karena selain ramai, suasana malam yang berbeda dengan saat kita pergi di siang hari membuat saya bingung sudah berada di area mana, akhirnya saya bertemu stan dan ternyata masuk di area stan Aceh dahulu.
Di stan ini kita bisa melihat hasil bumi dari nelayan dan petani Aceh, mulai dari Banda Aceh, Aceh Besar, Aceh Utara, Nagan Raya sampai paling ujung Aceh yakni Pulau Simeulue. Hasil bumi yang ditampilkan macam macam sob ada Lobster, Ikan Nemo, Sayur Mayur, Buah Buahan dan masih banyak lagi, sayang sekali karena pengunjungnya 'meledak' saya tidak bisa mengambil foto dengan baik. Selain itu karena perginya malam, beberapa stand sudah tutup.
Ada satu hal menarik di stan Aceh Tamiang karena ada buah jeruk yang disebut 'jeruk tamiang' yang ukurannya sangat besar, sebesar bola kaki, tapi lebih besar ini sedikit sob ! Konon kata yang jaga stand buah ini sudah dibeli oleh Pak Jokowi (cmiiw).
Setelah lumayan berdesakan karena pengunjungnya sangat ramai di Stan Aceh akhirnya saya kembali keluar area stan dan kembali berjalan di area stadion, berharap bisa masuk ke area stan Nusantara ingin melihat-lihat keberagaman hasil buminya, akhirnya setelah berjalan 'mencari' cukup lama di keramaian, jumpalah area Stan Nusantara ini. Tapi apa mau dikata karena waktu sudah malam (jam menunjukkan pukul 9 malam) ternyata banyak stan yang sudah tutup, jadi kurang bisa menikmati Penas hari ini. Kata orang-orang jika kita perginya siang ataupun sore kita bisa lebih menikmati Penas ini karena stan nya masih lengkap (ada yang jaga) dan jika beruntung sobat bisa foto bareng bersama orang dari Papua yang menjaga stan Papua lengkap beserta atributnya.
Akhirnya jam menunjukkan pukul 10 malam dan kaki ini sudah mulai pegal asik berjalan terus, waktunya untuk pulang dan ternyata di jam 10 malam ini pengunjungnya malah semakin ramai, dari yang muda sampai yang tua berkunjung ke Penas ini.
Keuntungan pergi Penas malam hari :
- Tidak kepanasan seperti siang hari
- Ramai
- Yang jualan banyak, tidak takut lapar/haus, hiburan untuk anak-anak juga banyak.
Minus pergi Penas malam hari :
- Terlalu ramai jadi berdesak desakan
- Parkir motor/mobil asli susah banget, harus rela parkir jauh
- Banyak stan tutup karena sudah malam
- Susah mengambil foto karena lowlight dan tertutup ramainya pengunjung
- Tersesat
Oke itu saja sedikit pengalaman saya pergi ke Penas KTNA Aceh 2017 di malam hari, lebih dan kurang mohon maaf jika ada kata yang kurang tepat, sekian dan terima kasih.
Untuk galeri lainnya akan saya buat di artikel terpisah.
Liriapro Blog
Event Penas KTNA (Pekan Nasional Kontak Tani Nelayan Andalan ) yang berlangsung di Banda Aceh tepatnya di Stadion Harapan Bangsa mulai tanggal 6-11 Mei memang menjadi pusat perhatian, dibuka oleh Pak Presiden Joko Widodo pada 6 Mei 2017 kemarin para pengunjung event Penas ini selalu ramai sampai bikin jalan macet,cet,cet sangat.
Wajar saja ramai karena katanya event ini mengumpulkan seluruh petani dan nelayan serta hasil buminya di seluruh Indonesia di event ini, lebih tepatnya seperti sebuah pameran ya. Kapan lagi bisa melihat hasil bumi dari petani dan nelayan di seluruh Indonesia dalam satu event.
Saya pun memang berniat pergi ke Penas ini namun karena pekerjaan saya urungkan dahulu karena memang tidak sempat, barulah pada tanggal 8 Mei kemarin baru saya 'ada waktu' untuk pergi, namun perginya bukanlah siang ataupun sore, tapi saya pergi malam, selepas magrib.
Start mulai sekitar jam 7.45 saya pergi dengan menggunakan sepeda motor, jarak rumah dengan Stadion Harapan Bangsa tempat Penas digelar sekitar 10 menit, namun ketika hampir sampai di lokasi jalanan macet sudah menunggu kedatangan saya dan pengunjung lainnya, kesulitan mencari tempat parkir kendaraan sudah pasti, akhirnya saya parkir di pekarangan rumah warga sekitar 150 meter dari lokasi Penas.
Parkir penuh di simpang Mibo, belok kiri ke Penasnya |
Setelah itu saya berjalan kaki menuju pintu masuk Penas yang merupakan jalan utama yang ditutup selama acara penas.
Memasuki pintu masuk Penas kita disambut pedagang yang menjajakan dagangannya mulai dari minuman ringan sampai es serut yang sudah mulai langka di Banda Aceh, selain itu ada yang menjual makanan, mainan anak, aksesoris hp sampai ada wahana 'tong setan'.
Tampaknya sepi, padahal aslinya rame banget (jalan menuju pintu masuk Penas) |
Begitu tiba di pintu masuk Penas |
Di stan ini kita bisa melihat hasil bumi dari nelayan dan petani Aceh, mulai dari Banda Aceh, Aceh Besar, Aceh Utara, Nagan Raya sampai paling ujung Aceh yakni Pulau Simeulue. Hasil bumi yang ditampilkan macam macam sob ada Lobster, Ikan Nemo, Sayur Mayur, Buah Buahan dan masih banyak lagi, sayang sekali karena pengunjungnya 'meledak' saya tidak bisa mengambil foto dengan baik. Selain itu karena perginya malam, beberapa stand sudah tutup.
Stan Aceh, ramai penuh ! |
Stan Langsa |
Stan Sabang |
Ada satu hal menarik di stan Aceh Tamiang karena ada buah jeruk yang disebut 'jeruk tamiang' yang ukurannya sangat besar, sebesar bola kaki, tapi lebih besar ini sedikit sob ! Konon kata yang jaga stand buah ini sudah dibeli oleh Pak Jokowi (cmiiw).
Jeruk Tamiang, si jeruk raksasa |
Durian Jambi di Stan Jambi |
Stan tutup karena sudah malam |
jam 10 malam, makin rame ! ( 8 Mei 2017 ) |
Keuntungan pergi Penas malam hari :
- Tidak kepanasan seperti siang hari
- Ramai
- Yang jualan banyak, tidak takut lapar/haus, hiburan untuk anak-anak juga banyak.
Minus pergi Penas malam hari :
- Terlalu ramai jadi berdesak desakan
- Parkir motor/mobil asli susah banget, harus rela parkir jauh
- Banyak stan tutup karena sudah malam
- Susah mengambil foto karena lowlight dan tertutup ramainya pengunjung
- Tersesat
Oke itu saja sedikit pengalaman saya pergi ke Penas KTNA Aceh 2017 di malam hari, lebih dan kurang mohon maaf jika ada kata yang kurang tepat, sekian dan terima kasih.
Untuk galeri lainnya akan saya buat di artikel terpisah.
Liriapro Blog
0 Response to "Penas KTNA 2017 Aceh : Suasana Pergi Di Malam Hari"
Post a Comment